Wisata Dataran Tinggi Dieng

Selasa, 04 Februari 2014

On 17.48 by sikat dieng tour   No comments
Telaga warna dieng yang merupakan bekas kepundan letusan gunung purba yang telah padam dan kemudian membentuk cekungan dan berfungsi sebagai tadah air hujan ( kaldera ). di kawasan tersebut terdapat dua buah telaga selain telaga warna juga ada telaga pengilon serta beberapa komplek goa alam yang berada di sekitar kawasan taman wisata alam telaga warna.
Kawasan telaga yang memiliki luas sekitar 40 h itu sangat indah sekali bila kita mau menjelajahi dengan cara berjalan kaki ( starting dari bukit sidengkeng ) kemudian di lanjutkan ke tepian dari kedua telaga tersebut dan berakhir di atas bukit sikendil ( dieng plateau theater). telaga warna terunik dengan beragam pesan moral bagi manusia untuk lebih menghargai hidup dalam kehidupan sehari – hari.

http://sikattour.blogspot.com/2014/02/telaga-warna.html

Menurut kajian Ilmiah, warna-warni dipermukaan Telaga tersebut adalah akibat dari pembiasan cahaya dari sinar matahari pada Endapan Belerang/sulfur didasar Telaga warna.
Warna yang dominan muncul dipermukaan telaga warna adalah Warna Hijau, warna putih kekuningan, serta warna biru laut.


Memasuki Gerbang Telaga Warna, anda akan menjumpai 2 cabang Jalan setapak. Menyusuri Jalan setapak sebelah Kanan, selain keindahan pemandangan.
Tidak jauh dari situ ada telaga yang berukuran lebih kecil. Telaga Pengilon, namanya. pengilon di ambil dari kata ngilo atau bercermin atau berkaca, seperti cermin itulah yang membuat penduduk setempat memberi nama Telaga Pengilon.
Mitos penduduk menyebutkan bila danau ini bisa untuk mengetahui isi hati manusia. Bila ia bercermin dan terlihat cantik atau tampan ketika memandang air telaga ini, maka hatinya baik. kalau Sebaliknya ia bercermin dan melihat wajahnya menjadi buruk rupa, berarti ia termasuk orang berhati busuk.








Disepanjang Jalan setapak, anda juga terdapat beberapa Goa seperti Goa Semar, Goa sumur, Goa jaran serta Batu Tulis.

khususnya Goa Semar, sering dijadikan tempat upacara - upacara ritual atau meditasi yang sering dilakukan oleh masyarakat setempat atau wisatawan yang ingin bermeditasi. Seperti halnya goa sumur, misalnya ketika ada kunjungan wisatawan Umat Hindu dari Bali, mereka kerap sekali menggunakan  air Goa ini untuk upacara Muspre atau Mabakti.

Jika anda mengikuti jalan setapak ke arah kiri telaga, anda akan menjumpai Kawah Sikendang, kawah dalam tanah yang masih aktif dan disaat-saat tertentu mengeluarkan bunyi mirip alat musik kendang. lewat jalur ini juga anda bisa naik ke Bukit Sidengkeng yang terletak disamping Telaga warna, disana anda bisa melihat keindahan lanskap Telaga Warna dari ketinggian.


 FILOSOFI TELAGA WARNA YANG DI TUTURKAN DARI SESEPUH KAMI, MBAH / EYANG KAMI, GURU KAMI (MBAH NARYONO)
Makna yang diambil dari warna air yang ada di Telaga Warna yang melambangkan lima unsur Manusia atau disebut juga ” Sedulur Papat Kalima Pancer ” yang berarti bahwa kita manusia yang terlahir dari kandungan seorang ” ibu ” yang kelak akan menjalani kehidupan yang intinya kita harus ingat kepada ” Sang Pencipta ”serta Menghormati ibu dan hidup bermasyarakat menurut ajaran Agama ”,
dan dilanjutkan perjalanan kita menuju sebuah cermin besar yaitu Telaga Pengilon yang berarti ” Cermin ” untuk kita melihat sisi baik dan buruknya sifat yang ada dalam menjalani Kehidupan, Dan setelah itu kita lanjutkan perjalanan menuju sebuah batu yang dinamakan Batu Tulis yang Berarti kita Manusia harus Memiliki Pedoman hidup atau Kitab untuk  Belajar Agama , Dilanjutkan lagi menuju Goa Semar yang Berarti ” Ngguguo Maring Sing Samar ” ( Tuhan yang Maha Esa ) dan di depan Goa tersebut terdapat sebuah nama ” Eyang Sabdo Jati ” yang artinya kita harus mencari Kesempurnaan Sejati dengan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta ,
Dilanjutkan lagi menuju Goa Sumur yang di dalamnya terdapat sebuah mata air yang dinamakan masyarakat setempat dengan nama  ” Tirta Perwita Sari ” yang berarti Mata Air Kehidupan ,  dan di depan Goa tersebut juga terdapat sebuah papan nama yaitu Eyang Kumala Sari yang berarti ” Carilah pendamping hidupmu secantik batu permata yang indah tiada duanya atau utama yang penuh cinta dan kasih sayang , patuh terhadap orang tua dan bisa membawa kehidupan kita ke jalan yang benar di Dunia dan Akhirat ” ,
Dan yang terakhir kita akan menuju  Goa Jaran yang berarti Kuda ( Bahasa Jawa ) yang berarti ” Ojo Ngujo Sak Paran- paran atau ” manusia harus bisa mengendalikan nafsu yang ada dalam dirinya ” , dan di depan Goa tersebut juga terdapat papan nama ” Resi Kendali Seto ” yang berarti ” Manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsunya dan berjalan dijalan yang Putih ”
Semoga ulasan ini dapat menjadi wacana yang menarik bagi anda dan juga menjadi bahan informasi dalam kunjungan anda ke Dataran Tinggi Dieng ,filosofi ini dari eyang / guru kami mbah naryono

http://sikattour.blogspot.com/2014/02/telaga-warna_6591.html 
http://www.sikatdiengtour.co.id/index.php/obyek-wisata-dieng/telaga-warna 

Senin, 03 Februari 2014

On 22.53 by sikat dieng tour   No comments
DIENG PLATEAU THEATER 

Dieng Plateau Theater diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 6 Maret 2006. Dieng Plateau Theater atau yang biasa disingkat DPT merupakan sebuah Theater Mini yang terletak di bukit Sikendil dengan bentuk Bangunan yang didesain Klasik dikelilingi pepohonan Hijau.


DPT berkapasitas 100 tempat duduk dan dilengkapi dengan sistem Audio Visual yang memadai. Di DPT ini para wisatawan dapat melihat pemutaran film tentang Dieng berdurasi 23 menit, yang mana film tersebut menceritakan tentang sejarah Dieng serta Objek-objek wisata budaya yang ada di Dataran Tinggi Dieng.

 http://sikattour.blogspot.com/2014/02/dieng-plateau-theater.html
 http://www.sikatdiengtour.co.id/index.php/obyek-wisata-dieng/dieng-plateau-theater
On 22.38 by sikat dieng tour   No comments
Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya,
Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya.
Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.

Sikidang adalah kawah di dataran tinggi dieng yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa).



Kawah Sikidang memiliki dapur magma di dalam perut bumi di bawahnya. Dapur magma ini menghasilkan panas dan energi dengan tekanan yang sangat kuat. Apabila tekanan ini mencapai puncaknya, maka akan terjadi letusan dan terbentuk sebuah kawah baru. Nama Sikidang diambil dari kata “kidang” yang berarti kijang. Keunikan kawah ini adalah kawah utamanya yang selalu berpindah, seolah meloncat mencari tempat baru. Lubang besar tepat di bagian depan kompleks adalah bekas kawah utama sebelum dia merasa "bosan" dan meloncat berpindah ke tempat lain. Bila beruntung Anda juga bisa menyaksikan beberapa orang penambang belerang yang sibuk mencari bongkahan-bongkahan belerang untuk dijual ke kota. Bila Anda adalah petualang yang ingin merasakan berdiri di atas periuk magma bumi, Kawah Sikidang adalah tempatnya. 



Potensi kawah sikidang
Area kawah sikidang termasuk dalam daerah prospek panas bumi, energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi ramah lingkungan, yang memanfaatkan panas dari air panas dan uap panas yang untuk menggerakan turbin listrik Berdasarkan penelitian area kawah sikidang memiliki potensi panas bumi mencapai 175mw.

Disamping itu area kawah sikidang juga memiliki potensi negatif berupa bahaya gas beracun seperti gas belerang, uap dan air panas..


secara geologi kawah sikidang tersusun oleh batuan beku yang berupa  andesit dengan warna abu2 hingga kehitaman. Batuan ini mengalami perubahan komposisi akibat kontak dengan larutan hidrothermal sehingga warnanya berubah menjadi putih kekuningan.


Fumarola
Merupakan manifestasi / pemunculan panas bumi yang berupa semburan-semburan air dan uap air. Suhu semburan air berkisar 50 drajat Celsius dengan luas semburan berkisar 1m



mudpool merupakan kolam berisi lumpur panas berwarna coklat – abu2 tua pekat, bersuhu sekitar 80 derajat selcius dengan luas kolam berkisar 4m, lumpur panas berasal dari pelarutan batuan oleh larutan geothermal yang bersifat asam.


On 21.26 by sikat dieng tour   No comments
Candi bima yang berlokasi di desa dieng kulon, kecamatan batur, kabupaten banjar negara, jawa tengah. Candi ini terletak di posisi paling selatan di antara candi-candi yang ada di dataran tinggi dieng.
Pintu masuk candi bima ini berada di sisi timur.
Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India.






Atap Candi Bima berupa 5 tingkatan dengan desain masing-masing tingkat mengikuti bentuk tubuh candi, dihiasi dengan pelipit padma ganda dan relung kudu. Kudu adalah arca setengah badan dengn posisi melongok keluar. Puncak atap sudah hancur sehingga tidak diketahui bentuk aslinya.
http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-bima-yang-berlokasi-di-desa-dieng.html
 
On 21.03 by sikat dieng tour   No comments

Untuk mencapai ke Candi Dwarawati di sebelah utara dari tempat pemukiman penduduk setempat ( Dieng Kulon ) atau yang didirikan di bukit Perahu, bisa di tempuh dengan jarak 500 m dari Jalan raya Dieng ( Objek Wisata Dieng ) baik dengan jalan kaki atau memakai kemdaraan ( tidak tersedia area parkir ) karena, fasilitas umum yang tidak tersedia tersebut maka , jarang wisatawan yang berkunjung ke Candi Dwarawati.






Dari bentuk bangunan Candi mirip sekali dengan Candi Gatotkaca ( Area Musium Kailasa Dieng ) yang bercorak Hindu Siwa mempunyai denah empat persegi panjang yang berukuran panjang 5 m dan lebar 4 m, tinggi bangunan 6 m dan dilengkapi dengan penampil pada masing-masing sisinya. Pada masing-masing dinding luar dan dalam bilik candinya terdapat relung-relung tempat arca. di area Candi ini hanya terdapat taman bunga yang rapi tumbuh di sekitar bangunan Candi serta tanpa di kenai biaya masuk bagi yang mau mengunjungi lokasi Candi.
Sejarah Candi Dwarawati Dieng dari  Nama bangunanya masih berhubungan dengan Cerita pewayangan namun bagi Masyarakat kepercayaan, justru di Candi itulah yang masih sering di gunakan untuk aktifitas ( Ritual ).  Dan bagi yang suka dengan dunia Arkeologi , sangat sayang sekali bila melewatkan untuk mengunjungi Candi yang satu ini .
 http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-dwarawati.html

On 20.49 by sikat dieng tour   No comments
Candi Gatutkaca. Batur candi setinggi sekitar 1 m dibuat bersusun dua dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Anak tangga di batur terlindung dalam dalam bilik penampil.

Sepintas Candi Gatutkaca juga terlihat seperti bangunan bertingkat, karena bentuk atapnya dibuat sama dengan bentuk tubuh candi. Puncak atap sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca. Sekitar setengah meter di luar kaki candi terdapat batu yang disusun berkeliling memagari kaki candi. Di halaman Kompleks Candi Gatutkaca terdapat tumpukan batu reruntuhan keempat candi lain yang belum dapat disusun kembali.

 http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-gatot-kaca.html
On 09.07 by sikat dieng tour   No comments
Candi Puntadewa. Seperti candi lainnya, ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi.

Atap candi mirip dengan atap Candi Sembadra, yaitu berbentuk kubus besar. Puncak atap juga sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca. Pintu dilengkapi dengan bilik penampil dan diberi bingkai yang berhiaskan motif kertas tempel.
Ruang dalam tubuh candi sempit dan kosong. Di ketiga sisi lainnya terdapat jendela yang bingkainya diberi hiasan mirip dengan yang terdapat di pintu. Sekitar setengah meter di luar kaki candi terdapat batu yang disusun berkeliling memagari kaki candi. Di depan candi terdapat batu yang disusun berkeliling membentuk ruangan berbentuk bujur sangkar. Di tengah ruangan terdapat dua buah susunan tumpukan dua buah batu bulat yang puncaknya berujung runcing.
Di utara candi terdapat batu yang disusun berkeliling membentuk ruangan berbentuk persegi panjang. Di tengah ruangan terdapat dua buah batu berbentuk mirip tempayan yang lebar.
http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-puntadewa.html
On 08.44 by sikat dieng tour   No comments
Candi Sembadra.  Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Adanya bilik penampil di sisi barat dan relung di ketiga sisi lainnya membuat bentuk tubuh candi tampak seperti poligon. Di halaman terdapat batu yang ditata sebagai jalan setapak menuju pintu.

Sepintas Candi Sembadra terlihat seperti bangunan bertingkat, karena atapnya berbentuk kubus yang ukurannya hampir sama besar dengan ukuran tubuhnya. Puncak atap sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca.
http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-sembadra.html
On 06.46 by sikat dieng tour   No comments
Candi Srikandi. Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil.

Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-srikandi.html
On 06.05 by sikat dieng tour   No comments
Candi ini letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Denah dasarnya berbentuk persegi empat membujur arah utara-selatan. Batur candi setinggi sekitar 50 cm, polos tanpa hiasan. Tangga menuju pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi terdapat di sisi timur. Pintu masuk tidak dilengkapi bilik penampil. Ambang pintu diberi bingkai dengan hiasan pola kertas tempel dan kepala naga di pangkalnya. Di atas ambang pintu terdapat Kalamakara tanpa rahang bawah.

Pada dinding di kiri dan kanan pintu terdapat lubang jendela kecil. Di dinding utara dan selatan tubuh candi terdapat, masing-masing, dua lubang yang berfungsi sebagai jendela, sedangkan di dinding barat (belakang) candi terdapat 3 buah lubang. Ruangan dalam tubuh candi dalam keadaan kosong. Atap candi berbentuk limasan tanpa hiasan. Puncak atap sudah hilang, sehingga tidak diketahui lagi bentuk aslinya. Konon Candi Semar digunakan sebagai gudang untuk menyimpan senjata dan perlengkapan pemujaan.
 http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-semar.html
On 05.37 by sikat dieng tour   1 comment


Candi Arjuna dimasukkan ke dalam seni bangunan Dieng Baru, berdenah bujur sangkar berukuran 6 meter x 6 meter, dengan pintu menghadap ke barat. Candi didirikan di atas fondasi berupa tanah lembut semacam pasir keputihan.  Fondasi disini maksudnya pemadatan tanah di bawah candi, untuk memperkuat tanah sebelum didirikan candi.Seperti lazimnya candi-candi Klasik Tua, kaki candi dihias dengan perbingkaian, demikian pula bagian bawah tubuh candi.  Namun candi Arjuna dan candi-candi Dieng lainnya tidak memiliki bingkai bulat (kumuda), hanya bingkai rata dan bingkai padma (sisi genta).  Dinding tubuh candi Arjuna dihias oleh 3 relung pada 3 sisinya yang sekarang telah kosong tidak ada arcanya.  Bagian atas relung masing-masing relung dihias dengan ragam hias kepala kala tanpa dagu, dan dihubungkan dengan sepasang makara oleh bingkai relung.  Pintu candi di sebelah barat, dengan hiasan ragam hias kepala kala pula, dan dihubungkan oleh bingkai pintu dan pipi tangga ke sepasang makara yang di hias oleh burung kakaktua di mulutnya yang menganga.

Atap candi terdiri dari tiga lapis (bhumi), ukurannya makin ke atas makin kecil dan di akhiri oleh puncak yang mungkin berbentuk buah keben (ratna).  Kemungkinan ini di ajukan setelah melihat hiasan pada sudut2 lapisan atap berbentuk replika candi.  Kepastian bentuk tidak dapat diajukan, karena atap telah rusak.  Puncak candi bukan stupika (dagoba), karena candi Arjuna dan candi Dieng secara keseluruhan bersifat agama Siwa, dan bukan bersifat agama Buddha. Bentuk atap candi Arjuna mirip dengan atap candi gaya India Selatan (gaya Dravida).
Pada tahun 1924 seorang arkeolog Belanda pernah meneliti candi Arjuna, dan menurut pendapatnya, ukuran dan bagian-bagian candi Arjuna jelas mengikuti aturan Vastusastra.  Namun bagaimana gaya candi-candi Dieng lainnya belum ada laporan, kecuali candi Bima yang beratap gaya India Utara (gaya Arya).
Ragam hias sangat sederhana, atap candi dipenuhi dengan ragam hias antefiks (simbar), dan hiasan Kala-makara pada pintu candi dan ketiga relung pada badan candi.  Bingkai pintu ini pada bagian bawah dihubungkan dengan pipi tangga yang melengkung pada kiri kanan tangga masuk.
Ruangan tengah (garbhagrha) telah kosong, dahulunya mungkin diisi arca Siwa yang mungkin sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.  Yoni lapik arcanya sekarang masih ada di dalam ruangan.
Kelompok Arjuna terletak di tengah kawasan Candi Dieng, terdiri atas 4 candi yang berderet memanjang arah utara-selatan. Candi Arjuna berada di ujung selatan, kemudian berturut-turut ke arah utara adalah Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa. Tepat di depan Candi Arjuna, terdapat Candi Semar. Keempat candi di komples ini menghadap ke barat, kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna. Kelompok candi ini dapat dikatakan yang paling utuh dibandingkan kelompok candi lainnya di kawasan Dieng.



Candi Arjuna. Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Berdenah dasar persegi dengan luas sekitar ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi berdiri diatas batur setinggi sekitar 1 m. Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara.
Pada dinding luar sisi utara, selatan dan barat terdapat susunan batu yang menjorok ke luar dinding, membentuk bingkai sebuah relung tempat arca. Bagian depan bingkai relung dihiasi dengan pahatan berpola kertas tempel. Bagian bawah bingkai dihiasi sepasang kepala naga dengan mulut menganga. Di bagian atas bingkai terdapat hiasan kalamakara tanpa rahang bawah. Pada dinding di kiri dan kanan ambang pintu bangunan utara terdapat relung tempat meletakkan arca. Saat ini kedua relung tersebut dalam keadaan kosong.
Pada dinding di sisi selatan, barat dan utara terdapat relung tempat meletakkan arca. Ambang relung diberi bingkai dengan hiasan pola kertas tempel dan Kalamakara di atasnya. Kaki bingkai dihiasi dengan pahatan kepala naga dengan mulut menganga. Tepat di pertengahan dinding di bawah relung terdapat jaladwara (saluran air).
Atap candi berbentuk kubus bersusun, makin ke atas makin mengecil. Bagian atas dan puncak atap sudah hancur. Di setiap sisi masing-masing kubus terdapat relung dan di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Sebagian besar hiasan tersebut sudah rusak.
Di tengah ruangan di dalam tubuh candi terdapat yang tampak seperti sebuah yoni. Di sudut luar, menempel pada dinding belakang candi terdapat arca yang sudah rusak.
 http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-arjuna.html
On 04.41 by sikat dieng tour   No comments

Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Antara kabupaten Wonosobo, dan Banjar negara Jawa tengah.
Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2093 m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-selatan kurang lebih sekitar 1900 m dengan lebar sepanjang 800 m.
Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-7 sampai pertengahan abad ke-9 ini diduga merupakan salah satu candi tertua di Jawa tengah.
Sampai saat ini belum ditemukan informasi tertulis tentang sejarah Candi Dieng, namun para ahli memperkirakan bahwa kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya.
Di kawasan Dieng ini ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 808 M, yang merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf Jawa kuno, yang masih masih ada hingga saat ini.
Sebuah Arca Syiwa yang ditemukan di kawasan ini sekarang tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Pembangunan Candi Dieng diperkirakan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama yang berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai dengan perempat pertama abad ke-8, meliputi pembangunan Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi dan Candi Gatutkaca. Tahap kedua merupakan kelanjutan dari tahap pertama, yang berlangsung samapi sekitar tahun 780 M.
 http://sikattour.blogspot.com/2014/02/candi-dieng.html
 http://www.sikatdiengtour.co.id/index.php/obyek-wisata-dieng/kompleks-candi-arjuna

Minggu, 02 Februari 2014

On 21.05 by sikat dieng tour   No comments
Tuk Bima lukar merupakan sumber mata air yang sangat dipercaya oleh masyarakat sekitar dan para wisatawan lokal maupun mancanegara sebagai sumber mata air yang diramu untuk memberikan keawet mudaan bagi orang yang menggunakannya. Sumber air Tuk Bimalukar ini merupakan sumber mata air dari sungai serayu yang biasanya digunakan sebagai sarana olahraga air.



Mata Air Bima Lukar juga merupakan Situs Purbakala Sebagain besar dari bangunan ini sudah berganti dengan tembok semen. Jejak kekunaan nampak dari dua jaladwara (pancuran air) yang masih berfungsi. Masyarakat menggunakan kekunaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun juga mengkeramatkan.yang hingga saat ini masih sering di kunjungi  oleh Wisatawan lokal maupun Asing.
Sebuah mata air yang menyimpan Legenda di masyarakat setempat yang konon katanya barang siapa mencuci muka di tempat tersebut maka akan Awet Muda,


Sesuai dengan Cerita Pewayangan ketika Sang Bima melukar diri dan tiba- tiba melihat seorang putri yang sedang mandi di sungai buatanya dan di dalam hatinya terucap kata SIRO AYU. Dan dari situlah nama Hulu Sungai SERAYU berasal dari kata SIRO AYU. Pada hari-hari biasa juga banyak dukunjungi oleh wisatawan asing dan lokal.

Sekarang aliran sungai Serayu yang berasal dari Pegunungan Dieng sudah di kembangkan oleh para pelaku Wisata minat khusus sebagai ajang Wisata Olah Raga Arung Jeram yang berada di daerah Wonosobo dan Banjarnegara dengan Grade-grade  Jeram  yang menantang akan menguji Adrenalin bagi Pecinta Olah Raga Rafting .
Selamat berpetualang dan selamat menikmati tuk bima lukar ini.
 http://www.sikatdiengtour.co.id/index.php/obyek-wisata-dieng/tuk-bima-lukar
On 19.48 by sikat dieng tour   No comments

Gardu pandang Setieng adalah sebuah gardu dengan pemandangan alam yang indah. Gardu pandang merupakan salah satu obyek pertama ketika kita akan memasuki dataran tinggi dieng.


Gardu pandang setieng ini merupakan bangunan sebuah gardu dimana kita dapat melihat pemandangan lembah dieng, dan bila di pagi hari kita dapat melihat Golden Sunrise di obyek wisata gardu pandang setieng.

Gardu pandang setieng ini berada di atas desa setieng kecamatan kejajar kabupaten wonosobo, sekitar 21km dari arah wonosobo, 7km sebelum memasuki dataran tinggi dieng, dengan ketinggian sekitar 1789mdpl.



Gardu Pandang Dieng memang bukan tujuan wisata primer karena tempat ini adalah tempat peristirahatan bagi para wisatawan yang hendak menuju ke kawasan Dieng yang berfungsi hanya sebagai tempat untuk menikmati keindahan sunrise dan lembah dieng. 


Selain pemandangan alam yang indah dengan Gunung Sindoro dan gunung kembang, dan di kelilingi pegunungan dieng seperti gunung sikunir, pakuwojo dan gunung prau yang sudah menjadi ikon wisata sunrise yang terbaru.

Tempat ini juga termasuk salah satu tempat terindah untuk pemandangan Sunrise nya, terutama saat musim panas tentunya. Karena letak dari Gardu pandang ini yang hampir sejajar lurus dengan puncak Sikunir yang memiliki salah satu pemandangan sunrise terbaik jadi pemandangan sunrise di Gardu pandang Tieng tidak diragukan lagi untuk keindahan sunrisenya.
Selamat berpetualang dan selamat menikmati keindahan dari Gardu Pandang Dieng ini.
 http://www.sikatdiengtour.co.id/index.php/obyek-wisata-dieng/gardu-pandang